Apakah Anda pernah mendengar tentang istilah jurnal discontinue? Bagi Anda yang aktif di dunia akademis, penting untuk memahami apa yang itu jurnal discontinue dan mengapa jurnal bisa terhenti atau dihapus dari indeks.
Jurnal discontinue mengacu pada jurnal yang berhenti diterbitkan atau dikeluarkan dari basis data besar seperti Scopus atau WoS (Web of Science), baik karena masalah kualitas, pelanggaran etika, atau kurangnya standar penerbitan.
Mengapa hal ini penting? Jika Anda atau rekan Anda pernah mempublikasikan di jurnal yang terdiskontinu, dampaknya bisa mempengaruhi reputasi akademis dan visibilitas riset Anda.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas penyebab terjadinya jurnal discontinue, dampaknya bagi peneliti, serta cara praktis untuk memeriksa status jurnal sebelum memilihnya sebagai media publikasi. Yuk, pelajari selengkapnya agar publikasi Anda tetap berada di jalur yang tepat!
Table of Contents
TogglePenyebab Jurnal Discontinue
Mengapa sebuah jurnal tiba-tiba berhenti terbit atau tak lagi ada di indeks? Bagi Anda yang mengandalkan publikasi akademik, memahami alasan di balik jurnal discontinue dapat membantu Anda menghindari risiko terjebak di jurnal yang bermasalah. Simak 3 faktor utama yang sering menyebabkan jurnal terdiskontinu!
1. Masalah Keuangan
Pernahkah Anda membayangkan betapa mahalnya biaya operasional penerbitan jurnal? Masalah keuangan sering menjadi penyebab utama jurnal berhenti, terutama jika pendanaan atau sponsor berkurang.
Tanpa dukungan finansial yang memadai, sulit bagi jurnal untuk mempertahankan standar penerbitan yang tinggi. Akibatnya, jurnal tidak lagi mampu mencetak dan mendistribusikan edisi-edisinya secara konsisten.
2. Perubahan Kebijakan
Mungkin Anda sudah tahu bahwa kebijakan internal atau eksternal sering mempengaruhi keberlanjutan jurnal. Misalnya, perubahan dalam persyaratan akreditasi atau ketentuan dari pihak indeksasi bisa membuat jurnal sulit mempertahankan posisinya.
Jurnal yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan ini akhirnya berhenti terbit atau pihak indeksasi akan mengeluarkan atau mencabut status indeks tersebut.
Hal ini juga dapat membuat penelitian Anda kurang terlihat, terutama jika publikasi tidak lagi dapat Anda temukan dalam indeks yang sebelumnya mendukung jurnal tersebut.
3. Kinerja Jurnal Secara Metrik Buruk
Tahukah Anda performa jurnal juga ternilai dari jumlah kutipan dan dampak risetnya? Jurnal dengan kinerja metrik rendah, misalnya rendahnya impact factor atau kurangnya sitasi, dapat kehilangan kredibilitas.
Jika tidak ada peningkatan dalam kinerja ini, jurnal bisa terdiskontinu karena terlihat kurang relevan atau kurang berpengaruh di bidangnya.
Kondisi ini bisa berdampak pada visibilitas artikel Anda, karena semakin rendah metriknya, semakin kecil kemungkinan riset Anda terakses oleh pembaca.
Dampak Jurnal Discontinue
Saat sebuah jurnal mengalami discontinue, dampaknya bisa cukup besar bagi para peneliti yang telah mempublikasikan karya di sana.
Memahami apa saja pengaruh dari penghentian jurnal membantu Anda untuk lebih hati-hati dalam memilih tempat publikasi. Yuk, simak 3 dampak yang mungkin Anda hadapi!
1. Pengaruh Pada Reputasi Akademik
Apakah Anda khawatir reputasi akademik Anda terpengaruh karena publikasi di jurnal yang terdiskontinu? Ketika indeks terkemuka seperti Scopus mencabut indeksasi jurnal, maka publikasi di dalamnya bisa mendapat anggapan kurang kredibel.
Riset yang jurnal tersebut terbitkan mungkin dipandang kurang relevan atau bahkan diragukan kualitasnya. Hal ini juga bisa berdampak pada evaluasi akademik dan profesional, terutama dalam lingkungan institusi yang mementingkan publikasi berkualitas.
2. Implikasi Terhadap Akses Informasi
Pernahkah Anda mempertimbangkan bahwa penghentian jurnal juga menghambat akses terhadap penelitian Anda? Jika jurnal tak lagi tersedia di platform besar, pembaca mungkin kesulitan menemukan dan mengakses artikel Anda.
Dampaknya, kolaborasi potensial atau diskusi lanjutan dari hasil penelitian menjadi lebih terbatas. Ketika akses publikasi berkurang, visibilitas karya Anda di komunitas ilmiah pun ikut menurun.
3. Penghentian Kutipan Pada Artikel
Bagaimana jika artikel Anda tak lagi bisa orang lain kutip karena jurnalnya sudah terdiskontinu? Beberapa database dan platform indeksasi mungkin berhenti menampilkan artikel dari jurnal yang sudah tidak aktif atau terhapus.
Hal ini membuat artikel Anda jarang untuk Anda temukan dalam penelusuran referensi baru, sehingga mengurangi peluang untuk mendapatkan kutipan lebih lanjut. Secara jangka panjang, kurangnya kutipan juga berdampak pada metrik pengaruh yang mempengaruhi profil riset Anda.
Cara Agar Terhindar dari Jurnal Discontinue
Pasti Anda merasa cemas tentang kemungkinan memilih jurnal yang akhirnya discontinue. Bagi peneliti, memastikan jurnal memiliki reputasi yang baik dan stabil sangat penting agar hasil penelitian tetap relevan dan dapat terakses dalam jangka panjang.
Di bawah ini 5 cara efektif untuk terhindar dari jebakan jurnal yang berisiko terdiskontinu. Mari, simak bersama-sama!
1. Pilih Jurnal Dengan Reputasi Baik
Apakah Anda pernah memeriksa peringkat atau impact factor dari jurnal yang akan Anda pilih? Jurnal bereputasi baik biasanya memiliki peringkat tinggi dalam indeks seperti Scopus atau WoS, yang menunjukkan kredibilitas dan pengaruhnya di dunia akademik.
Pilihan pada jurnal bereputasi tidak hanya memperkuat visibilitas artikel Anda, tetapi juga memastikan stabilitas keberlanjutan jurnal. Jurnal seperti Nature atau IEEE Transactions, misalnya, memiliki kredibilitas yang kuat dan cenderung stabil dalam jangka panjang.
Publikasi di jurnal-jurnal yang terkenal ini memberi kesan bahwa riset Anda mendapat penghargaan dari komunitas ilmiah global. Anda juga tidak perlu khawatir akan keberlanjutan jurnal karena mereka memiliki pendanaan dan dukungan kuat dari komunitas ilmiah.
2. Teliti Riwayat Penerbitan
Pernahkah Anda menelusuri riwayat penerbitan jurnal yang Anda tuju? Jurnal dengan catatan penerbitan konsisten lebih mungkin bertahan lama daripada yang jarang atau tidak teratur. Riwayat yang baik menunjukkan jurnal tersebut memiliki struktur yang kuat dan pembiayaan yang cukup untuk terus berkembang.
Misalnya, Journal of International Business Studies yang terbit sejak lama menunjukkan bahwa mereka konsisten dan stabil. Sebaliknya, jurnal yang baru berdiri beberapa tahun terakhir mungkin masih menghadapi tantangan finansial dan operasional.
Dengan memeriksa frekuensi dan konsistensi penerbitan, Anda bisa mendapatkan gambaran tentang keberlangsungan jurnal tersebut.
3. Evaluasi Kualitas Editorial
Editor dan reviewer yang kompeten dan berpengalaman menandakan bahwa jurnal menjalankan proses penilaian ketat dan berkualitas. Saat memilih jurnal, lihat nama-nama yang ada di tim editorial dan pastikan mereka berasal dari institusi atau latar belakang akademis yang solid.
Misalnya, jika jurnal memiliki editor dari universitas terkemuka seperti MIT atau Harvard, hal ini menjadi indikator bahwa mereka serius menjaga standar akademik.
Tim editorial yang kuat biasanya juga lebih responsif dalam memberi masukan berkualitas yang dapat membantu memperbaiki naskah Anda.
Evaluasi editorial ini membantu Anda memastikan artikel Anda akan melalui proses review dengan standar tinggi dan mendapat ulasan konstruktif.
4. Periksa Seluruh Kebijakan Jurnal
Sudahkah Anda membaca kebijakan jurnal dengan teliti? Beberapa jurnal memiliki kebijakan unik tentang hak cipta, aksesibilitas, dan ketentuan lainnya yang perlu Anda pahami sejak awal.
Mengetahui kebijakan ini membantu Anda mempersiapkan artikel sesuai dengan standar yang telah jurnal tetapkan, sekaligus menghindari potensi konflik. Misalnya, jurnal open access seperti PLOS ONE memungkinkan artikel Anda terakses bebas oleh siapa saja, yang dapat meningkatkan jangkauan riset Anda.
Sebaliknya, beberapa jurnal mengunci akses artikel di balik langganan berbayar, yang bisa mengurangi audiens. Pastikan kebijakan jurnal sesuai dengan tujuan penyebaran riset Anda agar hasil penelitian dapat menjangkau audiens yang Anda targetkan.
5. Waspada Terhadap Jurnal Predator
Jurnal predator adalah jurnal yang memungut biaya tinggi tanpa menjalankan proses peer-review yang sebenarnya, sehingga sangat beresiko terdiskontinu. Mereka mungkin menawarkan janji-janji yang terlihat menggiurkan, tetapi sering kali tidak memiliki standar kualitas yang baik.
Misalnya, jika sebuah jurnal menjanjikan penerimaan artikel dalam hitungan hari atau meminta biaya tinggi tanpa penjelasan, itu adalah tanda-tanda jurnal predator.
Jurnal predator biasanya tidak terdaftar di indeksasi terkemuka, sehingga sulit mendapatkan kredibilitas di mata akademisi lain. Hindari jurnal yang seperti ini agar riset Anda tidak kehilangan nilai atau reputasi di komunitas ilmiah.
Temukan segala yang perlu Anda ketahui tentang jurnal predator melalui informasi lengkap berikut! Pelajari cara mengidentifikasi dan menghindari jebakan jurnal palsu untuk memastikan riset Anda tetap kredibel dan terjaga kualitasnya.
Cara Mengetahui Jurnal Discontinued Scopus
Ingin memastikan jurnal yang Anda incar masih aktif di Scopus? Mengecek status jurnal sangat penting agar publikasi Anda tidak berakhir di jurnal yang sudah discontinued. Yuk, coba langkah-langkah mudah ini untuk mengetahui apakah jurnal masih terindeks di Scopus atau sudah dihentikan!
1. Buka Laman Scopus
Sudah mengunjungi situs resmi Scopus? Langkah pertama, Anda perlu akses laman Scopus melalui browser untuk mulai memeriksa status jurnal yang ingin Anda cek. Di laman utama Scopus, Anda akan menemukan berbagai sumber informasi yang membantu pengecekan status jurnal secara akurat.
2. Lihat Bagian “Scopus Content”
Apakah Anda tahu bagian “Scopus Content” pada laman Scopus? Bagian ini biasanya menyediakan detail lengkap tentang jurnal-jurnal yang saat ini terindeks maupun yang sudah berhenti. Cari bagian ini untuk mengetahui konten dan daftar jurnal yang tersedia di Scopus.
3. Klik Scopus Source List
Coba klik pada Scopus Source List untuk mendapatkan daftar semua jurnal yang terindeks. File dalam format Excel akan muncul yang memuat informasi lengkap tentang jurnal yang masih aktif maupun yang telah terhenti. File ini merupakan sumber informasi utama untuk mengetahui status jurnal dengan mudah.
4. Buka File Excel Tersebut
Sudah membuka file Excel yang Anda unduh dari laman Scopus? File ini berisi daftar lengkap jurnal Scopus, dan Anda bisa langsung mengecek nama jurnal di dalamnya. Setiap jurnal yang sudah discontinued akan memiliki keterangan khusus pada bagian sheet yang disediakan.
5. Cek Kolom “Source Title” pada Sheet “Discontinued Titles”
Jika Anda menemukan jurnal yang dicari di kolom “Source Title” pada sheet “Discontinued Titles,” jurnal tersebut sudah terdiskontinu di Scopus. Bagian Discontinued Titles memuat daftar jurnal yang sudah dikeluarkan dari indeksasi Scopus.
Dengan mengetahui hal ini, Anda dapat memastikan untuk tidak memilih jurnal tersebut untuk publikasi.
Sekarang Anda sudah paham kan tentang jurnal discontinue? Hal yang perlu Anda perhatikan, proses seleksi yang cermat adalah langkah awal untuk menjaga reputasi akademik dan memperkuat pengaruh penelitian.
Anda membutuhkan bantuan profesional dalam proses publikasi atau ingin memastikan bahwa pilihan jurnal sesuai dengan standar dan tujuan akademik Anda? Ann Publisher siap mendampingi Anda. Hubungi Ann Publisher sekarang dan biarkan kami membantu Anda memaksimalkan potensi riset Anda di dunia akademik!